PEMBAHASAN
Berikut ini merupakan tabel pertumbuhan ekonomi negara
Indonesia tahun 2002 sampai tahun 2011 :
*asumsi PDB (US$) tahun 2001 adalah $1282,0
Tahun
|
PDB(US$)
|
Perhitungan pertumbuhan ekonomi
|
2002
|
1491,0
|
16,30%
|
2003
|
1610,6
|
8,02%
|
2004
|
2045,9
|
27,03%
|
2005
|
2273,1
|
11,11%
|
2006
|
2785,0
|
22,52%
|
2007
|
3339,5
|
19,91%
|
2008
|
3950,9
|
18,31%
|
2009
|
4948,7
|
25,26%
|
2010
|
5603,9
|
13,24%
|
2011
|
5945,1
|
6,09%
|
Tahun
|
Analisis pertumbuhan
ekonomi
|
2002
|
· PDB Indonesia selama tahun 2002
meningkat sebesar 16,30 persen dibandingkan PDB tahun 2001. Pertumbuhan ini
terjadi pada semua sektor ekonomi, tertinggi pada sektor
pengangkutan-komunikasi sebesar 7,83 persen, listrik-gas-air bersih sebesar
6,17 persen, dan keuangan-persewaan-jasa perusahaan sebesar 5,55 persen.
· Perekonomian Indonesia tahun 2002 yang
diukur berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 1.610,0
triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 1993 sebesar Rp. 426,7 triliun.
· Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada tahun 2002 digerakkan oleh kegiatan konsumsi rumahtangga dan konsumsi
pemerintah. Hal ini terlihat dari besarnya konsumsi rumahtangga dan konsumsi
pemerintah pada tahun 2002 terhadap tahun 2001 masing-masing tumbuh sebesar
4,72 persen dan 12,79 persen. Sedangkan pembentukan modal tetap bruto dan
ekspor masing-masing turun sebesar minus 0,19 persen dan minu
· Fluktuasi jangka pendek perekonomian
Indonesia selama tahun 2002 tercermin pada PDB triwulanan. Pertumbuhan PDB
triwulan IV tahun 2002 dibandingkan dengan PDB triwulan III tahun 2002 (q to
q) menurun sebesar minus 2,61 persen. Penurunan ini sebagian besar disebabkan
oleh pola musiman di sektor pertanian yang turun sebesar minus 20,26 persen.
Kemudian PDB triwulan III dibanding triwulan II meningkat sebesar 2,75
persen, dan PDB triwulan II terhadap triwulan I meningkat sebesar 1,30
persen.
· Perbandingan PDB riil triwulanan tahun
2002 dengan triwulan yang sama pada tahun 2001 menggambarkan laju pertumbuhan
(year on year) tanpa pengaruh musiman. Laju pertumbuhan triwulan IV sebesar
3,82 persen, triwulan III sebesar 4,25 persen, triwulan II sebesar 3,87
persen, dan triwulan I tumbuh sebesar 2,67 persen.
|
2003
|
· PDB Indonesia selama tahun 2003
meningkat sebesar 8,02 persen dibandingkan tahun 2002. Pertumbuhan ini
terjadi pada semua sektor ekonomi, tertinggi pada sektor
pengangkutan-komunikasi sebesar 10,69 persen, diikuti oleh sektor
listrik-gas-air bersih sebesar 6,82 persen, dan sektor bangunan sebesar 6,70
persen.
· Perekonomian Indonesia tahun 2003 yang
diukur berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 1.786,7
triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 1993 sebesar Rp. 444,5 triliun.
· Perbandingan PDB riil triwulanan tahun
2003 dengan triwulan yang sama pada tahun 2002 menggambarkan laju pertumbuhan
(year on year) tanpa pengaruh musiman. Laju pertumbuhan triwulan
IV sebesar 4,35 persen, triwulan III sebesar 3,97 persen, triwulan II sebesar
3,65 persen, dan triwulan I tumbuh sebesar 4,45 persen.
· Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada tahun 2003 digerakkan oleh semua komponen PDB penggunaan yaitu konsumsi
rumahtangga tumbuh sebesar 4,02 persen, konsumsi pemerintah sebesar 9,84
persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 1,36 persen, ekspor sebesar
4,04 persen dan impor tumbuh sebesar 1,96 persen.
|
2004
|
· Perekonomian Indonesia tahun 2004 yang
diukur berdasarkan besaran Produk DomestikBruto (PDB) atas dasar harga
berlaku mencapai Rp. 2.303,0 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000
sebesar Rp. 1.660,6 triliun, dengan pertumbuhan mencapai 27,03 persen
dibanding tahun 2003.
· Pertumbuhan PDB terjadi di hampir
semua sektor ekonomi kecuali sektor pertambangan dan penggalian. Pertumbuhan
tertinggi dihasilkan oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 12,70
persen, diikuti oleh sektor bangunan sebesar 8,17 persen, dan sektor keuangan,persewaan
dan jasa perusahaan 7,72 persen.
· Secara triwulanan, pertumbuhan PDB
triwulan IV tahun 2004 dibandingkan dengan PDB triwulan III tahun 2004 (q-to-q)
menurun sebesar minus 1,55 persen. Kemudian PDB triwulan III dibanding
triwulan II meningkat sebesar 3,36 persen, dan PDB triwulan II terhadap
triwulan I meningkat sebesar 1,63 persen.
· Selanjutnya, perbandingan PDB riil
triwulanan tahun 2004 dengan triwulan yang samatahun 2003 (year-on-year) menunjukkan laju pertumbuhan triwulan IV mencapai 6,65persen,
triwulan III 5,10 persen, triwulan II sebesar 4,38 persen, dan triwulan I
4,38 persen.
· Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia
tahun 2004 didorong oleh meningkatnya permintaanmasyarakat yang meliputi
pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 4,94 persen,konsumsi pemerintah
1,95 persen, pembentukan modal tetap bruto 15,71 persen, ekspor 8,47 persen;
serta pertumbuhan impor sebesar 24,95 persen.
|
2005
|
· Pertumbuhan Produk Domestik Bruto
(PDB) tahun 2005 dibanding tahun 2004 mencapai 11,11 persen. Pertumbuhan PDB
terjadi di hampir semua sektor ekonomi di mana pertumbuhan tertinggi
dihasilkan oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 12,97persen,
diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 8,59 persen, dan
sektor bangunan 7,34 persen.
· Perekonomian Indonesia tahun 2005 yang
diukur berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 2.729,7
triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp1.749,5 triliun.
· Secara triwulanan, pertumbuhan PDB
triwulan IV tahun 2005 dibandingkan dengan PDB triwulan III tahun 2005 (q-to-q)
menurun sebesar minus 2,18 persen. Kemudian PDB triwulan III dibanding
triwulan II meningkat sebesar 3,05 persen, dan PDB triwulan IIterhadap
triwulan I meningkat sebesar 1,69 persen.
· Selanjutnya, perbandingan PDB riil
triwulanan tahun 2005 dengan triwulan yang sama tahun 2004 (year-on-year) menunjukkan laju pertumbuhan triwulan IV mencapai
4,90 persen, triwulan III 5,63 persen, triwulan II sebesar 5,63 persen, dan
triwulan I 6,25 persen.
· Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia
tersebut didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 3,95 persen,
konsumsi pemerintah sebesar 8,06 persen, pembentukan modal tetap bruto
sebesar 9,93 persen, kemudian ekspor sebesar 8,60 persen; selain itu
dipengaruhi juga oleh pertumbuhan impor sebesar 12,35 persen.
|
2006
|
· Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun
2006 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat sebesar
22,52 persen terhadap tahun 2005. Semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan
positif, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi
13,6 persen dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian 2,2 persen.
· Besaran PDB Indonesia pada tahun 2006
atas dasar harga berlaku mencapai Rp3.338,2 triliun, sedangkan atas dasar
harga konstan 2000 mencapai Rp1.846,7 triliun.
· Secara triwulanan, PDB Indonesia
triwulan IV/2006 menurun 1,9 persen dibandingkan dengan triwulan III/2006
(q-to-q), dan bila dibandingkan dengan triwulan IV/2005 (y-on-y) tumbuh
sebesar 6,1 persen.
· Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun
2006 mencapai 6,1 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan PDB secara
keseluruhan yang besarnya 5,5 persen.
· Di sisi penggunaan, sebagian besar PDB
digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 62,7 persen, konsumsi
pemerintah 8,6 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik
24,0 persen serta ekspor neto 4,8 persen (ekspor 30,9 persen dan impor 26,1
persen).
· sebelumnya Rp12,1 juta.
|
2007
|
· Pertumbuhan Produk Domestik Bruto
(PDB) tahun 2007 meningkat sebesar 19,91 persen terhadap tahun 2006, terjadi
pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor
pengangkutan-komunikasi 14,4 persen dan terendah di sektor pertambangan-penggalian
2,0 persen. Pertumbuhan PDBtanpa migas pada tahun 2007 mencapai 6,9 persen.
· Besaran PDB Indonesia pada tahun 2007
atas dasar harga berlaku mencapai Rp 3.957,4 triliun,sedangkan atas dasar
harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp 1.964,0 triliun.
· Secara triwulanan, PDB Indonesia
triwulan IV/2007 dibandingkan dengan triwulan III/2007 (q-to-q)menurun
sebesar minus 2,1 persen, dan bila dibandingkan dengan triwulan IV/2006 (y-on-y)
tumbuhsebesar 6,3 persen.
· Dari sisi penggunaan, sebagian besar
PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yaitusebesar 63,5 persen,
konsumsi pemerintah 8,3 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi
fisik24,9 persen serta ekspor neto 4,1 persen (ekspor 29,4 persen dan impor
25,3 persen).
· Semua komponen PDB penggunaan
mengalami pertumbuhan pada tahun 2007, dengan pertumbuhantertinggi pada
pembentukan modal tetap bruto sebesar 9,2 persen, diikuti oleh ekspor 8,0
persen,konsumsi rumah tangga 5,0 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 3,9
persen, serta impor sebesar8,9 persen.
· Sumber utama pertumbuhan ekonomi 6,3
persen adalah ekspor 3,8 persen, diikuti konsumsi rumahtangga2,9 persen,
pembentukan modal tetap bruto 2,0 persen, konsumsi pemerintah 0,3 persen
serta impor 3,3persen.
|
2008
|
· Pertumbuhan Produk Domestik Bruto
(PDB) tahun 2008 meningkat sebesar 18,31 persen terhadap tahun 2007, terjadi
pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor
pengangkutan dan komunikasi 16,7 persen dan terendah di sektor pertambangan
dan penggalian 0,5 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2008
mencapai 6,5 persen.
· Besaran PDB Indonesia pada tahun 2008
atas dasar harga berlaku mencapai Rp4.954,0 triliun, sedangkan atas dasar
harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.082,1 triliun.
· Secara triwulanan, PDB Indonesia
triwulan IV-2008 dibandingkan dengan triwulan III-2008 (q-to-q)
menurun sebesar minus 3,6 persen, dan bila dibandingkan dengan triwulan
IV-2007 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,2 persen.
· Dari sisi penggunaan, PDB digunakan
untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 61,0 persen, konsumsi pemerintah
8,4 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 27,7 persen,
ekspor 29,8 persen dan impor 28,6 persen.
· sebesar 4,2 persen.
|
2009
|
· Pertumbuhan Produk Domestik Bruto
(PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 25,26 persen terhadap tahun 2008, terjadi
pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi 15,5 persen dan terendah di Sektor Perdagangan,
Hotel dan Restoran 1,1 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2009
mencapai 4,9 persen.
· Besaran PDB Indonesia pada tahun 2009
atas dasar harga berlaku mencapai Rp5.613,4 triliun, sedangkan atas dasar
harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.177,0 triliun.
· Secara triwulanan, PDB Indonesia
triwulan IV-2009 dibandingkan dengan triwulan III-2009 (q-to-q) menurun
sebesar 2,4 persen, dan bila dibandingkan dengan triwulan IV-2008 (y-on-y)
tumbuh sebesar 5,4 persen.
· Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 sebesar
4,5 persen, terjadi pada pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 15,7 persen,
diikuti oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,9 persen, dan pembentukan
modal tetap bruto 3,3 persen. Sedangkan komponen ekspor tumbuh minus 9,7
persen, dan impor minus 15,0 persen.
· Pada tahun 2009, dari sisi penggunaan,
PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 58,6 persen,
konsumsi pemerintah 9,6 persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau
investasi fisik 31,1 persen dan ekspor 24,1 persen. Sedangkan untuk
penyediaan dari impor sebesar 21,3 persen.
|
2010
|
· Pertumbuhan Produk Domestik Bruto
(PDB) tahun 2010 meningkat sebesar 13,24 persen terhadap tahun 2009, terjadi
pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi 13,5 persen dan terendah di Sektor Pertanian 2,9
persen. Sementara pertumbuhan PDB tanpa migas tahun 2010 mencapai 6,6 persen.
· Besaran PDB Indonesia tahun 2010 atas
dasar harga berlaku mencapai Rp6.422,9 triliun, sedangkan atas dasar harga
konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.310,7 triliun.
· Secara triwulanan, PDB Indonesia
Triwulan IV-2010 dibandingkan dengan Triwulan III-2010 (q-to-q) menurun
sebesar 1,4 persen, tapi bila dibandingkan dengan Triwulan IV-2009 (y-on-y)
tumbuh sebesar 6,9 persen.
· Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 menurut
sisi penggunaan terjadi pada komponen ekspor sebesar 14,9 persen, diikuti
pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 8,5 persen, pengeluaran konsumsi rumah
tangga 4,6 persen, dan pengeluaran konsumsi pemerintah 0,3 persen. Sedangkan
komponen impor sebagai faktor pengurang mengalami pertumbuhan tertinggi,
yaitu sebesar 17,3 persen.
|