Minggu, 23 Desember 2012

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 2002-2011


PEMBAHASAN
Berikut ini merupakan tabel pertumbuhan ekonomi negara Indonesia tahun 2002 sampai tahun 2011 :
*asumsi PDB (US$) tahun 2001 adalah $1282,0
Tahun
PDB(US$)
Perhitungan pertumbuhan ekonomi
2002
1491,0
16,30%
2003
1610,6
8,02%
2004
2045,9
27,03%
2005
2273,1
11,11%
2006
2785,0
22,52%
2007
3339,5
19,91%
2008
3950,9
18,31%
2009
4948,7
25,26%
2010
5603,9
13,24%
2011
5945,1
6,09%

Tahun
Analisis pertumbuhan ekonomi
2002
· PDB Indonesia selama tahun 2002 meningkat sebesar 16,30 persen dibandingkan PDB tahun 2001. Pertumbuhan ini terjadi pada semua sektor ekonomi, tertinggi pada sektor pengangkutan-komunikasi sebesar 7,83 persen, listrik-gas-air bersih sebesar 6,17 persen, dan keuangan-persewaan-jasa perusahaan sebesar 5,55 persen.
· Perekonomian Indonesia tahun 2002 yang diukur berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 1.610,0 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 1993 sebesar Rp. 426,7 triliun.
· Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2002 digerakkan oleh kegiatan konsumsi rumahtangga dan konsumsi pemerintah. Hal ini terlihat dari besarnya konsumsi rumahtangga dan konsumsi pemerintah pada tahun 2002 terhadap tahun 2001 masing-masing tumbuh sebesar 4,72 persen dan 12,79 persen. Sedangkan pembentukan modal tetap bruto dan ekspor masing-masing turun sebesar minus 0,19 persen dan minu
· Fluktuasi jangka pendek perekonomian Indonesia selama tahun 2002 tercermin pada PDB triwulanan. Pertumbuhan PDB triwulan IV tahun 2002 dibandingkan dengan PDB triwulan III tahun 2002 (q to q) menurun sebesar minus 2,61 persen. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh pola musiman di sektor pertanian yang turun sebesar minus 20,26 persen. Kemudian PDB triwulan III dibanding triwulan II meningkat sebesar 2,75 persen, dan PDB triwulan II terhadap triwulan I meningkat sebesar 1,30 persen.
· Perbandingan PDB riil triwulanan tahun 2002 dengan triwulan yang sama pada tahun 2001 menggambarkan laju pertumbuhan (year on year) tanpa pengaruh musiman. Laju pertumbuhan triwulan IV sebesar 3,82 persen, triwulan III sebesar 4,25 persen, triwulan II sebesar 3,87 persen, dan triwulan I tumbuh sebesar 2,67 persen.
2003
· PDB Indonesia selama tahun 2003 meningkat sebesar 8,02 persen dibandingkan tahun 2002. Pertumbuhan ini terjadi pada semua sektor ekonomi, tertinggi pada sektor pengangkutan-komunikasi sebesar 10,69 persen, diikuti oleh sektor listrik-gas-air bersih sebesar 6,82 persen, dan sektor bangunan sebesar 6,70 persen.
· Perekonomian Indonesia tahun 2003 yang diukur berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 1.786,7 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 1993 sebesar Rp. 444,5 triliun.
· Perbandingan PDB riil triwulanan tahun 2003 dengan triwulan yang sama pada tahun 2002 menggambarkan laju pertumbuhan (year on year) tanpa pengaruh musiman. Laju pertumbuhan triwulan IV sebesar 4,35 persen, triwulan III sebesar 3,97 persen, triwulan II sebesar 3,65 persen, dan triwulan I tumbuh sebesar 4,45 persen.
· Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2003 digerakkan oleh semua komponen PDB penggunaan yaitu konsumsi rumahtangga tumbuh sebesar 4,02 persen, konsumsi pemerintah sebesar 9,84 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 1,36 persen, ekspor sebesar 4,04 persen dan impor tumbuh sebesar 1,96 persen.
2004
· Perekonomian Indonesia tahun 2004 yang diukur berdasarkan besaran Produk DomestikBruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 2.303,0 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp. 1.660,6 triliun, dengan pertumbuhan mencapai 27,03 persen dibanding tahun 2003.
· Pertumbuhan PDB terjadi di hampir semua sektor ekonomi kecuali sektor pertambangan dan penggalian. Pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 12,70 persen, diikuti oleh sektor bangunan sebesar 8,17 persen, dan sektor keuangan,persewaan dan jasa perusahaan 7,72 persen.
· Secara triwulanan, pertumbuhan PDB triwulan IV tahun 2004 dibandingkan dengan PDB triwulan III tahun 2004 (q-to-q) menurun sebesar minus 1,55 persen. Kemudian PDB triwulan III dibanding triwulan II meningkat sebesar 3,36 persen, dan PDB triwulan II terhadap triwulan I meningkat sebesar 1,63 persen.
· Selanjutnya, perbandingan PDB riil triwulanan tahun 2004 dengan triwulan yang samatahun 2003 (year-on-year) menunjukkan laju pertumbuhan triwulan IV mencapai 6,65persen, triwulan III 5,10 persen, triwulan II sebesar 4,38 persen, dan triwulan I 4,38 persen.
· Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2004 didorong oleh meningkatnya permintaanmasyarakat yang meliputi pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 4,94 persen,konsumsi pemerintah 1,95 persen, pembentukan modal tetap bruto 15,71 persen, ekspor 8,47 persen; serta pertumbuhan impor sebesar 24,95 persen.
2005
· Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2005 dibanding tahun 2004 mencapai 11,11 persen. Pertumbuhan PDB terjadi di hampir semua sektor ekonomi di mana pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 12,97persen, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 8,59 persen, dan sektor bangunan 7,34 persen.
· Perekonomian Indonesia tahun 2005 yang diukur berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 2.729,7 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp1.749,5 triliun.
· Secara triwulanan, pertumbuhan PDB triwulan IV tahun 2005 dibandingkan dengan PDB triwulan III tahun 2005 (q-to-q) menurun sebesar minus 2,18 persen. Kemudian PDB triwulan III dibanding triwulan II meningkat sebesar 3,05 persen, dan PDB triwulan IIterhadap triwulan I meningkat sebesar 1,69 persen.
· Selanjutnya, perbandingan PDB riil triwulanan tahun 2005 dengan triwulan yang sama tahun 2004 (year-on-year) menunjukkan laju pertumbuhan triwulan IV mencapai 4,90 persen, triwulan III 5,63 persen, triwulan II sebesar 5,63 persen, dan triwulan I 6,25 persen.
· Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 3,95 persen, konsumsi pemerintah sebesar 8,06 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 9,93 persen, kemudian ekspor sebesar 8,60 persen; selain itu dipengaruhi juga oleh pertumbuhan impor sebesar 12,35 persen.
2006
· Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 2006 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat sebesar 22,52 persen terhadap tahun 2005. Semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi 13,6 persen dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian 2,2 persen.
· Besaran PDB Indonesia pada tahun 2006 atas dasar harga berlaku mencapai Rp3.338,2 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp1.846,7 triliun.
· Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV/2006 menurun 1,9 persen dibandingkan dengan triwulan III/2006 (q-to-q), dan bila dibandingkan dengan triwulan IV/2005 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,1 persen.
· Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2006 mencapai 6,1 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan PDB secara keseluruhan yang besarnya 5,5 persen.
· Di sisi penggunaan, sebagian besar PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 62,7 persen, konsumsi pemerintah 8,6 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 24,0 persen serta ekspor neto 4,8 persen (ekspor 30,9 persen dan impor 26,1 persen).
· sebelumnya Rp12,1 juta.
2007
· Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2007 meningkat sebesar 19,91 persen terhadap tahun 2006, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan-komunikasi 14,4 persen dan terendah di sektor pertambangan-penggalian 2,0 persen. Pertumbuhan PDBtanpa migas pada tahun 2007 mencapai 6,9 persen.
· Besaran PDB Indonesia pada tahun 2007 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 3.957,4 triliun,sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp 1.964,0 triliun.
· Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV/2007 dibandingkan dengan triwulan III/2007 (q-to-q)menurun sebesar minus 2,1 persen, dan bila dibandingkan dengan triwulan IV/2006 (y-on-y) tumbuhsebesar 6,3 persen.
· Dari sisi penggunaan, sebagian besar PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yaitusebesar 63,5 persen, konsumsi pemerintah 8,3 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik24,9 persen serta ekspor neto 4,1 persen (ekspor 29,4 persen dan impor 25,3 persen).
· Semua komponen PDB penggunaan mengalami pertumbuhan pada tahun 2007, dengan pertumbuhantertinggi pada pembentukan modal tetap bruto sebesar 9,2 persen, diikuti oleh ekspor 8,0 persen,konsumsi rumah tangga 5,0 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 3,9 persen, serta impor sebesar8,9 persen.
· Sumber utama pertumbuhan ekonomi 6,3 persen adalah ekspor 3,8 persen, diikuti konsumsi rumahtangga2,9 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,0 persen, konsumsi pemerintah 0,3 persen serta impor 3,3persen.
2008
· Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2008 meningkat sebesar 18,31 persen terhadap tahun 2007, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi 16,7 persen dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian 0,5 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2008 mencapai 6,5 persen.
· Besaran PDB Indonesia pada tahun 2008 atas dasar harga berlaku mencapai Rp4.954,0 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.082,1 triliun.
· Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV-2008 dibandingkan dengan triwulan III-2008 (q-to-q) menurun sebesar minus 3,6 persen, dan bila dibandingkan dengan triwulan IV-2007 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,2 persen.
· Dari sisi penggunaan, PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 61,0 persen, konsumsi pemerintah 8,4 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 27,7 persen, ekspor 29,8 persen dan impor 28,6 persen.
· sebesar 4,2 persen.
2009
· Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 25,26 persen terhadap tahun 2008, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 15,5 persen dan terendah di Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,1 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2009 mencapai 4,9 persen.
· Besaran PDB Indonesia pada tahun 2009 atas dasar harga berlaku mencapai Rp5.613,4 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.177,0 triliun.
· Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV-2009 dibandingkan dengan triwulan III-2009 (q-to-q) menurun sebesar 2,4 persen, dan bila dibandingkan dengan triwulan IV-2008 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,4 persen.
· Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 sebesar 4,5 persen, terjadi pada pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 15,7 persen, diikuti oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,9 persen, dan pembentukan modal tetap bruto 3,3 persen. Sedangkan komponen ekspor tumbuh minus 9,7 persen, dan impor minus 15,0 persen.
· Pada tahun 2009, dari sisi penggunaan, PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 58,6 persen, konsumsi pemerintah 9,6 persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi fisik 31,1 persen dan ekspor 24,1 persen. Sedangkan untuk penyediaan dari impor sebesar 21,3 persen.
2010
· Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2010 meningkat sebesar 13,24 persen terhadap tahun 2009, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 13,5 persen dan terendah di Sektor Pertanian 2,9 persen. Sementara pertumbuhan PDB tanpa migas tahun 2010 mencapai 6,6 persen.
· Besaran PDB Indonesia tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai Rp6.422,9 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.310,7 triliun.
· Secara triwulanan, PDB Indonesia Triwulan IV-2010 dibandingkan dengan Triwulan III-2010 (q-to-q) menurun sebesar 1,4 persen, tapi bila dibandingkan dengan Triwulan IV-2009 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,9 persen.
· Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 menurut sisi penggunaan terjadi pada komponen ekspor sebesar 14,9 persen, diikuti pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 8,5 persen, pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,6 persen, dan pengeluaran konsumsi pemerintah 0,3 persen. Sedangkan komponen impor sebagai faktor pengurang mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 17,3 persen.